Sabtu, 11 Juni 2011

Pangkalan Bun City

Sungai Arut
Getek

             Siapa yang tak kenal provinsi Kalimantan Tengah dengan ibu kotanya Palangkaraya, daaaan siapa yang tak kenal Kotawaringin Barat dengan ibu kotanya Pangkalan Bun. Key, meskipun rada ketinggalan kali ini aku mo ngebahas soal Pangkalan Bun City tepatnya daerah aliran sungai namanya sungai arut. Hemmm, banyak nih yang memandang sebelah mata pada penduduk yang menghuni daerah Seberang. Kenali lebih jauh..

       Rada kesal juga, karena aku salah satu mahkluk yang menghuninya. Mereka beranggapan bahwa yang menghuni daerah seberang penduduknya katro, gak gaul, ketinggalan zaman, kurang berpendidikkan. Oooo, tidak bisa.. Nyatanya, aku bisa merasakan nyamannya duduk di bangku Aliyah hingga menikmati masa penantianku kini beranjak sarjana. Tepatnya di Universitas Antakusuma, salah satu kampus yang ada di kota Pangkalan Bun...(Ape lo!!)
     
       Alat transportasi untuk penyeberangan disebut Getek, perahu dengan mesin motor untuk mengerakkannya. Daerah seberang terbagi atas beberapa Kelurahan, ada Mendawai Seberang, Raja Seberang, ada juga Kampung Baru Raja Seberang. Sebagian penduduk ada yang menggunakan sumber daya yang ada (sungai) untuk keperluan rumah tangga, mereka menggunakannya untuk MCK. Kalo dipikir kurang lebih hamparan sungai di Jakarta yang kegunaannya masih sama. Bukan masalah keuangan akibat pemasangan PDAM yang mahal, melainkan situasi dan kondisi dari PDAM itu sendiri lah yang membuat warga seberang yang terpaksa mandi, cuci di sungai. Kenapa? PDAM suka gak mengalir, jadi kalo mau mandi mesti pake jam. (Tweeeet..tweeeeet)
Tempat Pemandian
Jembatan Penyebrangan

Jembatan Kayu/Gertak

         Bisa lebih mudah kalo mau berkunjung dengan jalan darat melalui jembatan penyebrangan yang menghubungkan ke daerah Kotawaringin. Pembanguan memang belum merata, di harapkan  pemerintah pengerjaan infrastrukturnya gak setengah-setengah. Untuk pembangunan jalan di seberang saja masih belum selesai, apa ini karena kepala daerahnya yang belum juga mendapatkan titik terang pemilihan. Apa jadinya, dan ini menjadi kesempatan manusia bejat untuk meraup pundi-pundi pembangunan yang belum selesai sementara dana alokasinya telah masuk kantong pribadi. Kebriben ini, ndak beres ni, ndak beres....

Gedung Walet
     Sok lah, mau di apain juga itu memang sudah jadi asumsi dari zamannya Belanda (ngikut bu). Kini kota Manis Pangkalan Bun bisa berubah menjadi kota Burung. Mengapa? Lha gimana lagi, wong penghuninya walet semua?? (sirik).. Hampir tiap tempat dapat Anda kunjungi gedung pencakar yang di huni oleh ratusan bahkan ribuan walet. Gak heran kalo tiap pagi bukan ayam lagi yang berkokok, melainkan suara walet bahkan sebelumnya jamnya.

Pembahasan masih belum selesai, lain kali di sambung lagi. Tunggu saja kabar terbaru penduduk Raja Seberang. Thanks All, semoga bermanfaat.. Oppinion sederhana..(@_@)