Saat ku berjalan di koridor aku melihat Jhos duduk termangu di tangga sambil melihat lapangan basket yang di huni anak-anak dari departemen lain. Perlahan aku menghampirinya dan duduk di sampingnya. Sesaat ia tersenyum menatapku lantas pandangannya tertuju pada lapangan basket itu lagi. Diam sesaat tercipta, Jhos tampak menarik nafasnya panjang lantas menghembuskannya perlahan. Aku tak tahu apa yang ia pikirkan, barangkali ia memikirkan hubungan yang menurutku terlalu rumit untuk di jalani. Cinta, memang sesuatu yang mustahil untuk di hilangkan dari sebuah kehidupan.
”Aku ini cantik nggak sih??”tanyaku spontanitas, Jhos meliriku sambil menautkan kedua alisnya yang tebal. Ia tersenyum simpul lantas menjawab.
”Nggak..”
Aku manyun mendengar jawabannya barusan, sudah ku duga ia akan jawab demikian. Betapa jauh kata itu bisa melekat pada diriku. Hhhhh, aku hanyalah itik buruk rupa yang menginginkan bulan bersinar dan menyulapku menjadi angsa yang cantik. Mungkin karena itu pula aku tak pernah merasakn cinta, bukan ”Tak pernah” tapi ”Belum”.
”Apa pria itu mencari pasangan mesti cantik, aku khan jelek. Nggak laku dong!!”ujarku menukas, Jhos menatapku lagi. Tiba-tiba saja ia menunjul jidatku yang jenong. Achhhgggg
”Cantik atau jelek itu nggak jadi ukuran, nggak semua pria mikir seperti itu. yang dicari dalam pasangan baik pertemanan atau yang biasa di sebut pacaran yang diukur hanyalah ketulusan hatinya. Saat ini kamu mungkin belum mendapatkan pasangan, tapi nanti siapa yang tahu. Lagi pula Tuhan itu menciptakan makhluknya sepaket ama pasangannya. Meski kamu itu jelek pasti laku kok. Mungkin saat ini kamu belum beruntung saja.”Jhos menjelaskan, aku meresapi kata-katanya barusan mencari kebenaran akan kata-katanya.
Aku tak pernah tahu itu, aku belum pernah mengalaminya. Aku merasa takut untuk mengalami hal sulit dalam menjalin sebuah hubungan. Takut patah hati, takut putus, takut merasakan sakit hati bahkan berujung pada bunuh diri yang biasa terjadi dan ku lihat di berita-berita.
”Ku lihat kamu tak mensyukuri nikamat sempurna yang kamu miliki, Zen..”Jhos membuyarkan lamunanku, aku menatapnya heran. Jhos berdiri ia melangkah mendekati bunga melati. Perasaanku jadi melambung, jangan-jangan Jhos memetikkan bunga itu untukku. Aku jadi tersipu sendiri. Lantas Josh menghampiriku, ia menggenggam sesuatu yang ku pikir itu pasti bunga.
”Coba buka.”Jhos memintaku membuka genggaman tangannya. Aku tersipu lagi, pasti wajahku akan terlihat merah. Duhh, aku jadi berdebar-debar sendiri (ge-er).
”Hishhh, lama amat..”sergah Jhos, ia menarik tanganku dan melebarkan telapak tanganku lantas ia menaruh sesuatu itu..
”Achgggggggggg.......”teriakku kencang saat ulat berwarna hijau, gendut dan berbulu itu mengeliat-liat di telapak tanganku.
”Sialaaaaan... Jhossssss....”umpatku melempar ulat itu ke tanah sambil memukulnya, ia tampak bahagia dengan penderitaanku.
”Hwaahahahaha, hmmprtttt..”Jhos masih terbahak sambil memegang perutnya yang buncit. Sialan, sialan. Kenapa diriku mudah terpedaya, aku mudah kege-eran. Pikirku kesal sambil menatap tajam pada Jhos.
”Hmmppprtttt, ok sorry. Hmppprtt... Sini deh,.”pinta Jhos sambil menarik tanganku.
”Hmmmmmm, haaaaa... Ok, udah lihat khan.”ujar Jhos disela-sela tawanya
”Apa?”tanyaku ketus
”Ulat itu, betapa mengerikan dan menjijikannya dia buat kamu. Tapi kamu lihat beberapa hari kedepan. Ulat yang buruk rupa dan menjijikkan itu akan berubah menjadi kupu-kupu yang indah dan cantik. Kupu-kupu yang di sukai orang. Itu perumpamaan kecil dari sebuah kehidupan. Kamu saat ini adalah ulat itu, kelak kamu akan menjadi kupu-kupu yang cantik yang akan disukai orang. Jadi kamu nggak perlu merasa minder atau apalah dengan masalah tampang yang nggak menjanjikan. No boddy perfect, non. Kesempurnaan hanya milik Tuhan, kekurangannya milik saya seorang. Ikutin tuh ungkapan bunda Dorce. Jelek nggak hanya diri kamu sendiri.” terang Jhos lagi.
Aku tertegun dengan kata-katanya, betapa beruntungnya memiliki teman seperti Jhos. Tempat curhat yang tepat untuk berbagi dan kasih solusi. Hatiku seolah dingin seperti bongkahan salju yang menyelimuti hatiku dengan kata-kata bijaknya. Walaupun selentingan dari kata-katanya ada yang menggores tapi itu bentuk penguatan hatiku yang terus bergejolak dengan tampang yang tak pernah ku syukuri. Bahkan dulu aku sempat berontak, mengapa Tuhan tak melahirkanku kedunia bila hanya berikan penyesalan. Tapi saat kini aku harus bersyukur, bagiku mungkin aku tak terlalu cantik tapi untuk orang lain aku terlihat manis. (Pede)
Ж ЖЖ
Saat aku akan beranjak kedapur, tiba-tiba ponselku berdering dengan lagu ngebeatnya Super Junior yang berjudul”Shake It Up”. Alisku tampak tertaut saat melihat satu nomer baru di layar handphone ku. Lama tak ku jawab, aku takut hanya isengan seseorang yang tak kukenal. Aku membiarkan hp-ku berdering begitu saja lantas beranjak ke dapur, tak berapa lama aku kembali kekamar dengan secangkir mocca hangat kesukaanku. Kembali aku membuka ponselku..
Ehhh, monyong. Ni gua Zakky. Gua minta bahan mata kuliah kimia, fisika, biologi ama matematika. Ehh, nggak ding semua bahan mata kuliah dah. Besok bawa yah, okay. Tq
Sesaat aku berpikir dengan sms seseorang yang mengaku bernama Zakky, tepatnya aku tak akrab dengan makhluk satu itu. Meski satu kelas kami tak pernah bertegur sapa, Zakky selalu aktif di football hingga mata kuliahnya selalu tertinggal meskipun baru semester 1. Mungkin bagi dia aku orang yang tepat untuk di mintai bahan karena aku termasuk orang yang rajin mencatat, bahkan penjelasan dosen yang tak bermutu pun terkadang ku catat. Hmmmmm, itulah kelebihanku.
Zakky melotot tak percaya menatap tumpukan buku di hadapannya, semua bahan yang ia minta ku bawakan semua. Haaaa, pengkor-pengkor dah jari lo catat tuh semua buku. Pikirku geli lantas ngelengos begitu saja. Langkahku terhenti saat Zakky menarik pergelangan tanganku.
”Heeeee, kalo nolongin itu jangan setengah-setengah.”ujarnya sambil meringis, aku menatapnta aneh.
”Gimana gua bisa nulis, kalo ada kata-kata yang nggak ngerti. Gimana coba!?”Zakky menukas, aku mendesah kesal lantas duduk disampingnya.
Awalnya yang aneh dan terkesan dipaksakan, Zakky always menghubungiku. Tak jarang ia mengingatkan ku untuk belajar, makan, tidur bahkan membangunkan ku tiap pagi. Apa maksud? Akupun seperti mendapatkan perhatian penuh. Hingga suatu ketika Zakky tak menghubungiku, saat tiba di kampus ia tak menyapaku. Say hai pun tidak, biasanya ia akan menarik rambutku yang pendek dan menarik kursi hinggaku terjatuh. Tapi pagi itu, ia tak meliriku sama sekali, bahkan ia pindah tempat duduk yang letaknya jauh di pojokan ruangan. Meski begitu aku selalu mencuri pandang menatapnya. Apa ini? Apa yang terjadi, saat Zakky menjauh aku seperti kehilangan semangat. Apa mungkin aku mulai jatuh cinta, jatuh cinta untuk pertama kalinya. Tapi mengapa ia begitu acuh terhadapku.
”Hayo ngelamun...”Gizza membuyarkan lamunanku tentang Zakky, aku tersenyum memaksa. Aku beranjak dari kursiku sekilas aku menatap Zakky ia pun menatapku dengan tatapan dingin. Apa salahku sih??
”Rio selingkuh? Aku tahu itu dari temennya. Waktu aku minta penjelasan, Rio nggak ngaku. Tapi cewek itu yang bilang kalo mereka juga udah kencan. Pantesan aja minggu kemarin dia nggak ke rumah. Alasannya ngerjain tugas. Hhhhh.”ungkap Gizza kesal, aku terpaku sejenak bukan mendengarkan cerita Gizza tapi pikiranku masih tertuju pada Zakky. Aku benar-benar tak habis pikir. Mengapa ia begitu cuek terhadapku.
”Zen, Zenny. Lo dengerin gua nggak sih??”Gizza makin kesal atas sikapku
”Nggak, ehhhh sorry Gizz. Hari ini aku banyak pikiran.”ujarku menyesal, Gizza menatapku heran.
”Ada sesuatu yang kamu sembunyikan, akhir-akhir ini lo jarang gabung ama kita-kita lagi. Meskipun kita beda departemen setidaknya kita mesti gabung. Walopun itu cuma elo ama gue..” argumen Gizza, aku mangut-mangut pelan.
”Kayaknya aku mulai suka seseorang...”ujarku lirih, mata Gizza membelo lebar ia tak percaya mendengarnya. Sesuatu yang jarang terdengar dari bibir mungilku akan kata-kata ”suka”.
”Hmmmmm, haa... haa... hwahahahhahah... Sejak kapan lo mulai jatuh cin...”ucapan Gizza tercekat karena bekapan tanganku. Aku tak ingin orang-orang tahu kalo aku lagi suka seseorang. Jariku menempel dibibir Gizza untuk berkata pelan, ia mengangguk mengerti.
”Siapa?”
”Sshhhhh, Zakky..!!!”
”What???”
Gizza tak percaya dengan ucapanku, badanku lemas seketika saat Gizza mengatakan kalau Zakky sudah punya pacar cewek seniorku dari departemen seni. Gizza lantas menyeretku menuju departemen seni, tepatnya di ruang serbaguna. Tempat dimana departemen seni menunjukkan kebolehannya.
”Tuh, cewek yang pake sweater hijau yang rambutnya di ikat kuda. Tuh ceweknya Zakky, dan kemarin gue lihat mereka makan berdua di kantin.”ujar Gizza sambil menunjukkan cewek yang dia maksud. Aku menatapnya dari kejauhan, wajahnya cantik dan tampak lugu. Pantas saja Zakky menyukainya, hhhhhh jauh harapan bisa memilikinya padahal perasaan ini baru saja aku alami. Mengapa aku yang satu ruangan tak pernah tahu.
Gadis itu bernama Gizza, pasaran sekali. Nama sahabatku Gizza, kakak pertamaku pun bernama Gizza dan sekarang gadis yang di pacari cowok yang ku suka juga bernama Gizza. Tiba-tibab bayangan wajah gadis itu menari-nari riang bersama Zakky. Mereka seolah menertawakanku, sialan. Mengapa wajah sendu dan lugu itu seperti ingin ku cabik-cabik. Aghhh, apa salah gadis itu justru aku yang salah menyukai seseorang yang sudah memiliki pacar. Ohh no, what i do?
Ku pejamkan mata ini kuat-kuat, aku ingin menghilangkan dua makhluk itu dari bayangnku. Sungguh, sungguh perasaan ini menyiksaku. Gubrakkkkk, hishhhhhh. Deringan handphone membuatku terperanjat dan jatuh dari ranjangku. Acggggg
Hai Zen, maaf sudah mengganggu. Apa km uda tidur. Aku harap sih belum.
Dua mataku hampir saja lepas dari korneanya saat membaca sms singkat yang Zakky kirimkan padaku. Debar-debar jantungku seperti berirama seperti lagunya Shahruk Khan yang judulnya ”Boli Cudiya”. Aku tak percaya ini, apa ini nyata atau hanya ilusi semata. Aku membaca sms singkat itu sekali lagi sambil memukul pipiku memastikan jika hal ini benar-benar nyata. Auchhhh
Zenny :Kenapa, ini udah 3 hari 3 malam kamu nggak hubungi aku. Memang aku punya salah apa..
Zakky :Sorry Zen, perasaanku nggak enak banget tiap kali dekat ama kamu.
Zenny :Kenapa? Kita khan teman. Nyantai aja.
Zakky :Iy sih, tapi aku punya perasaan yang beda. Aku punya perasaan sama kamu. Tapi kamu tahu khan aku sudah punya pacar. Bagaimana kalau kita backstreet, atau kamu mau menungguku.
Aku tak sanggup lagi meneruskan sms itu, mataku keburu terpejam. Mengapa cinta pertama yang kurasakan begitu pelik, haruskah aku melewatinya begitu saja. Cinta pertama yang kujalani mengapa harus menderita begini, backstreet. Ohh my god, kisah cinta yang memilukan. Menunggu? Sampai kapan? Haruskah aku habiskan waktu hanya untuk menunggu sesuatu yang belum tentu ada kepastiannya. Iya kalau pacarnya mau terima mereka putus, nah kalo nggak. Huhhhhhhh..
Waktu berlalu begitu cepat, meski satu ruangan tak ada yang mengetahui hubungan kami, aku menikmati hubungan backstreet ini. Meski ku tahu ini hal bodoh yang aku terima, Jhos benar kini aku menjadi kupu-kupu yang cantik walau sayapku tak sesempurna berkibar tapi setidaknya aku bisa terbang.
Beberapa pasang mata itu terus memperhatikan langkahku, jantungku seolah bergenderang cepat. Cewek gendut dengan ice cream di tangannya menghampiriku. Matanya tampak melotot tajam akupun kikuk sendiri dibuatnya.
”Hhhhhh, merasa nggak laku yah. Ahhh, Gizz. Kita apain nih orang.”ujar cewek gendut itu, Gizza terdiam sejenak lantas menghampiriku.
“Aku nggak ngerti deh , bingung aja. Memang perasaan itu nggak bisa di tutupin yah. Ok, mungkin satu udah cukup Cell.”Gizza menandaskan, aku hanya mengernyitkan dahiku heran. Apa maksud ni orang? Aku teringat tentang berita tadi malam. Tawuran antar genk di kampus, dan pelakunya cewek semua. Tiba-tiba aku miris, mengasihani diriku sendiri. Mana Gizza nggak ada nonggol paling tidak dia membantuku. Teman Gizza yang gendut itu menghampiriku, ia menarik kerah bajuku lantas melayangkan tinjunya tepat di perutku..
”Jangaaaaaaaaan...”teriakku nyaring, Zakky di hadapanku hanya melonggo heran. Ia tersenyum menatapku lantas memelukku hangat. Ahhhhh, hayalan yang mengerikan. Perjalan cinta yang unik, bagiku. Meski ku tahu ini banyak mengundang kesalah pahaman. Terakhir ku dengar Gizza sangat membenci Zakky. Tentu saja..(@_@)